Rabu, Februari 03, 2010

Ujian

Satu saat, ketika sedang nge-fans berat ama PPT :-P
Tri_coeroep (ukhti_lintang alias ninja_warrior)


Cuilan satu kisah dari beribu kisah yang ada dalam sinetron ”Para Pencari Tuhan”. Sungguh mengena dan membumi.....Dan mungkin menjadi masalah yang sangat sering menimpa kita, dalam hidup sehari-hari kita.

Satu saat diadakan pertemuan di Mushola. Bang Jack (Zakaria) selaku marbot memimpin pertemuan, didampingi oleh tiga ’muridnya’, mantan narapidana (resedivis) yang mencoba untuk insaf dan belajar agama, si Juki, Chelsea dan Barong alias Ahmad Mubarok. Para jamaah yang datang adalah warga sekitar mushola, termasuk Asrul dan sohib dekatnya, Udin hansip.

Beberapa menit, suasana pertemuan tampak ’sepi’, tak ada yang bersuara. Namun tanpa menunggu waktu lama, tiba-tiba Asrul berdiri dan memecah keheningan. Lelaki perantauan dari negeri seberang (Sumatera) itu mencoba mengeluarkan uneg-uneg dengan logat khasnya.

“Hari ini awak mendapatkan uang 100 ribu dari hasil bekerja di tempat Pak Jalal. Awak kasihkan uang itu ke istri awak. Tapi belum juga uang itu dipakai oleh istri awak, datanglah seseorang mengambil uang itu. Jadi hilanglah uang itu sebelum sempat dipakai istri awak”.

”Loe khan mang punya utang ama gua ’Srul!” Tiba-tiba seorang jamaah yang merasa disebut sebagai ’seseorang’ dalam cerita Asrul menginterupsi.

Asrul mengkeret malu. Namun ia kemudian melanjutkan cerita.

”Segala ikhtiar telah awak lakukan. Tapi kenapa hingga saat ini tak ada perubahan dalam hidup awak. Apakah Allah hendak mempermalukan saya dengan membiarkan saya hidup dalam belas kasihan orang. Dengan terus meminta sedekah pada orang lain. Saya lelah. Di mana Allah ketika saya membutuhkannya. Di mana Allah? Apakah Allah telah hilang?!’. Suara Asrul meninggi, sebuah protes ia layangkan kepada Allah.

”Saya juga sering ngerasa gituan bang”. Seorang jamaah menyambung ucapan Asrul.

Bang Jack ’ternganga’ mendengar ucapan ’berani’ Asrul. Sedang jamaah lain menunduk. Barong dan Chelsea yang duduk tepat si samping kiri dan kanan Bang Jack, berbisik menyemangati Bang Jack. ”Ayo Bang, jawab aje”.

”Ya gue mau jawab ape..!”. Teriak Bang Jack, namun tetap dengan berbisik.

Tatapan Bang Jack menyapu seluruh jamaah, Ia pun berdiri, seraya membenarkan kopiah yang nangkring di kepalanya. Lalu sembari menarik sarung yang melilit pinggangnya untuk dikalungkan ke pundak, Bang Jack menghela nafas.

”Tidak Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembah kepadaKu”.

”Ih serem ah bang. Kayak Fira’un aja”. Si Udin yang punya kebiasaan nyeletuk di saat orang sedang berbicara dengan PD memotong ucapan Bang Jack.
’Itu potongan firman Allah dalam Al Quran. Bukan gue yang ngomong!!!” Teriak Bang Jack seraya menatap Udin tajam.

”Oh kirain...”. Udin yang salah kaprah (menyangka Aku yang disebut Bang Jack adalah Bang Jack sendiri, bukan Allah) pun mengkeret. Seperti biasa, tatapan Bang Jack akan selalu membuatnya keder..hehe

”Memang sudah seberapa besarkah kita mencintai Allah. Sudah sejauh manakah kita beribadah kepadaNya. Hah?!!! Orang-orang kaya seperti Pak Jalal beribadah dengan kedermawanannya. Sedang ibadahnya orang-orang miskin seperti loe-loe pade ya dengan kesabaran. Beribadahlah kalian dengan kesabaran. Sejauh mana loe-loe pade bisa bersabar. Allah itu kagak pernah ilang. Tahu ga?!!! Yang terpejam itu mata-mata loe-loe pade. Makanya bangun-bangun! Bangun..!!!”

Bang Jack berteriak-teriak sembari menggerak-gerakkan tangannya ke arah jamaah. Jamaah salah kaprah (menyangka di usir oleh Bang Jack) dan malah berhamburan lari hehe. Yang tertinggal hanya Asrul, Udin, Chelsea, Juki dan Barong.

’Lho, sape nyang suruh mereka pergi”. Bang Jack kebingungan melihat para jamaah menghilang dari pandangannya.

”Nah, pan tadi Abang yang nyuruh mereka pergi?” Jawab Udin.

”Gue kagak nyuruh mereka pergi, gue cuma suruh mereka membuka mata mereka....Loe sih ’Srul nanya yang macem-macem. Pake ngomong Allah ilang lagi...’”. Gerutu Bang Jack.

”Maaf bang, silap awak bang”. Asrul menyadari kekeliruannya telah protes dan berburuk sangka pada Allah.

Kesabaran dan ketabahan memiliki pengaruh yang amat besar untuk memberi keteguhan dalam perjalanan, untuk memelihara diri dari ketergeliciran, penyimpangan, ketergesa-gesaan dan semangat yang mengendor. Banyak ayat Al Quran yang menjelaskan urgensi kesabaran dan ketabahan untuk memberi pesan ketabahan dan menganjurkannya.

”...Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan,”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. (Q.S. Al Ankabut : 1-2)
”...Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan...”. (Q.S. Ali Imron : 186)
”...dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Alloh)...”. (Q.S.Luqman : 24)

Dan masih banyak ayat-ayat lainnya seperti Ali Imron : 142, Asy Syuro : 43, Al Ahqof : 35, Al Baqoroh : 155, Ar Ro’d : 24, Al Qoshosh : 54, As sajdah : 24, Maryam : 65, Thoha ; 132, Al Baqoroh : 132, Al Baqoroh : 250, Ali Imron : 200, Ali Imron : 146, Al Ma’arij : 5 dll.

Perbanyaklah membaca doa berikut ;
”Ya Robb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepadaMu)”. (Q.S. Al A’rof : 126).

0 Responses to “ Ujian ”

Posting Komentar

Jangan Lupa Komentarnya, mohon jangan spam karena akan saya hapus! Dan tunggu komentar balik dari saya