Rabu, Agustus 31, 2011

Mensikapi TAKDIR

Sahabats,
Membicarakan tentang takdir akan menjadikan kita mengerti tentang rahasia besar dalam kehidupan ini. Namun demikian, untuk sempurnanya penyikapan kita terhadap takdir, yang terdiri dari qodho/ketetapan Allah dan pengkadarannya/qodar fenomena kehidupan ini juga memerlukan prasyarat yang hendaknya kita penuhi.

Ketetapan (qodho’) dan pengkadaran (qodar)-Nya dalam kehidupan kita akan menghasilkan peristiwa-peristiwa yang menyenangkan atau menyusahkan dalam kehidupan kita. Penyikapan kita terhadapnya, membedakan kualitas pengenalan kita kepada Allah Sang Penentu Qodho dan Qodar tersebut.
Kita (saya, lebih tepatnya), karena kurang mengenal Allah sang Penentu Qodho dan Qodar makhluk, pada umumnya akan terlalu asyik dengan akibat langsung dari fenomena kehidupan, sehingga sedih dan senangnya menerima takdir hidup kita menentukan kualitas respons kita terhadap Allah sang Penentu takdir tersebut, jika senang kita taat, namun jika sengsara kita tidak taat kepada-Nya, atau sebaliknya.

Namun, sungguh berbeda dengan kaum shalihin, syuhada dan shiddiqin yang telah sempurna mengenal Allah. Mereka tetap bersemangat taat kepada Allah SWT tanpa terpengaruh qodho dan qodar apa pun terhadap diri-Nya. Ketika senang takdirnya, beliau-beliau ini mensyukuri hal itu karena merasa dianugrahi cicipan kenikmatan surgawi, meskipun mereka masih di dunia. Sedang saat takdirnya adalah sesuatu yang menyengsarakan ragawinya, beliau-beliau ini tetap taat dan ridho kepada-Nya, karena mereka tahu bahwa semua ketetapan takdir Allah adalah demi meningkatkan kapasitas diri mereka. Jadi, saat takdirnya senang mereka bersyukur, demikian pula ketika takdirnya sengsara merekapun tetap bersyukur kepada Allah SWT.
Pengenalan yang sempurna mereka terhadap Allah, membuat mereka bisa membedakan akibat takdir dalam kehidupan kita, dengan Dia Yang menentukan takdir tersebut. Takdir hanyalah sarana-Nya untuk meningkatkan kapasitas iman dan ketakwaan kita para ciptaan-Nya. Orang yang mengenal Allah, tidak akan terkecoh dengan jenis takdir dirinya -apakah baik atau pun buruk-, tetapi pandangannya tetap berfokus pada Sikap Allah terhadap dirinya, yang dalam hal ini, senantiasa mendahulukan Rahmat-Nya dari pada Murka-Nya.

Memang untuk dapat mengimani takdir ini dengan sempurna, kita perlu senantiasa meningkatkan keimanan kita kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul-Nya serta Hari Akhir/Akhirat.
Dengan iman yang benar terhadap Allah kita akan mengenal bahwa keridhoan-Nya terhadap penyikapan kita terhadap takdir kita, adalah lebih penting dari pada isi takdir itu sendiri.
Dengan keimanan yang kuat terhadap para Malaikat Allah, kita bisa mengetahui bahwa dalam menjalankan skenario takdir para makhluk-Nya, Allah menggunakan peran para Malaikat-Nya sebagai penyempurna skenario-Nya.

Dengan keimanan yang sempurna terhadap Kitab-kitab Allah, kita mengetahui pedoman dan petunjuk tentang bagaimana seharusnya kita mensikapi takdir kita.
Dengan keimanan yang kokoh terhadap Rasul-rasul Allah, kita memperoleh suri teladan tentang hamba-hamba-Nya yang benar dalam menyikapi takdirnya.
Dan dengan keimanan paripurna terhadap Akhirat, kita mengetahui bahwa semua penyikapan kita terhadap takdir pasti akan memperoleh balasan yang setimpal sesuai dengan Keadilan-Nya sebagai Hakim yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

Nah, sahabats..
Sekarang semuanya terpulang kepada kita sendiri, apakah di sisa umur kita di dunia ini akan kita gunakan untuk menyempurnakan penyikapan kita terhadap takdir kita dengan sebaik-baiknya, atau kita sia-siakan begitu saja dengan kita mengikuti hawanafsu dan keterikatan duniawi? Wallahu a’lam bishshawwab.
Laa haula wa laa quwwata illa billahiil Aliyyul Adhim.

Rabu, Agustus 31, 2011 by Mas Javas · 1

Senin, Agustus 29, 2011

Pengacara Cantik Nazarudin Ngetop

Nama Dea Tunggaesti, pengacara kelahiran Solo, 26 September 1982, melejit ke angkasa. Wajahnya mendadak sering muncul di layar televisi. Penampilannya ramai diperbincangkan di media sosial.
Maklum saja, selain kejelitaannya, mantan model dan bintang film ini sedang ditugasi bosnya, pengacara kawakan OC Kaligis, untuk mendampingi klien kakap yang sedang menggegerkan jagat politik Republik: mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, yang kini sedang dijerat berbagai kasus korupsi kakap.

Untuk mengenalnya lebih dekat, berikut saya tampilkan wartawan VIVAnews.com  secara khusus di Wisma Nusantara, Jakarta, Kamis malam, 25 Agustus 2011. Berikut petikan perbincangan dengannya, didampingi sang suami, Neviu Parodi, seorang warga negara Italia.

Anda sejak awal memang bercita-cita jadi pengacara?
Dulu saya pernah bercita-cita jadi pramugari. Ingin jadi sekretaris juga pernah. Tapi akhirnya saya benar-benar tertarik ingin jadi pengacara.

Karena pengaruh ibu Anda yang juga seorang pengacara?
Mungkin iya. Ayah saya wiraswasta, ibu saya seorang in house lawyer. Kebetulan orang tua saya bercerai. Saya tinggal dengan ibu saya dan adik. Jadi, tiap malam di perbincangan keluarga, ibu saya yang jadi penasehat kami. Dia memang sering bicara soal hukum.
Sekarang masih sering minta nasehat Ibu soal hukum?
Masih. Saya sering berkonsultasi dan dia banyak kasih masukan, karena baru pertama kali ini saya banyak bicara di media. Dia menasehati cara bicaranya harus begini, jangan bicara soal politik, bicara soal hukum saja. Dia wanti-wanti saya jangan mau digiring ke arah sana.
Punya kesibukan selain pengacara? 
Anak saya masih kecil. Yang satu 3 tahun, yang satu 1 tahun. Jadi, kegiatannya ya ajak anak-anak berenang, mereka lagi senang-senangnya berenang. Terus, mungkin ke mal yang ada tempat main untuk anak-anak. Saya juga senang sekali masak, juga menonton film serial, tentunya yang berbau hukum.
Anda juga masih kuliah, bukan?
Saya sedang kuliah S3 hukum lagi di Universitas Padjajaran. Kuliah sudah selesai, tinggal menulis thesis. Saya mengambil hukum pidana.

Kabarnya Anda pernah main film.
Ya, film layar lebar. Saya pernah main di "30 Hari Mencari Cinta", jadi temannya si Luna itu. Juga, video klip Sheila on 7 "Pejantan Tangguh", lalu Kahitna. Saya jadi artis waktu saya kuliah, ketika ada waktu senggang. Lebih banyak jadi model iklan, sih: softener So Klin. Wah, seneng banget waktu dapat job itu. Setelah itu, juga spaghetti La Fonte, Kacang Garuda, dan Softex.

Kenapa berhenti?
Saya menikah tahun 2004. Habis menikah saya di luar Jakarta, jadi agak malas juga. Selain itu, artis kan mengandalkan imajinasi. Saya kira saya tidak punya bakat untuk itu. Saya tidak bisa.
Bagaimana bisa bergabung dengan firma OC Kaligis?
Saya pertama ketemu Pak Kaligis pada tahun 2007. Saya datang ke Beliau dengan mengirim aplikasi, setelah lulus S2 di Program MM UGM di Gondangdia, Jakarta. Saya melihat Beliau seorang pengacara besar. Maka, saya memberanikan diri untuk datang. Saya mulai bekerja di kantor Pak OC sejak tahun 2007.

Kenapa melamar ke OC Kaligis?
Pak OC itu sebenarnya masih saudara jauh dengan suami saya. Jadi, mama suami saya itu masih sepupu jauh Manado sama Pak OC. Saya kenal Beliau sudah lama, sejak kuliah. Beliau sering mengajar sebagai dosen tamu. Tapi karena saya pacaran sama suami saya sekarang, akhirnya ketemu lagi.
Anda ditunjuk langsung oleh OC Kaligis untuk mendampingi Nazaruddin?
Ya, saya ditunjuk Pak OC. Beliau biasanya menunjuk beberapa orang untuk memegang satu perkara. Sebenarnya, saya sudah ditunjuk memegang kasus ini sejak Juni, sebelum kasus ini heboh. Sejak Juni 2011, Pak OC sudah punya kuasa dari Pak Nazar untuk menjadi pengacaranya. Di situ, Beliau mencantumkan beberapa nama supaya juga dimasukkan di surat kuasa. Di setiap kasus, sejak awal selalu Pak OC yang menunjuk sendiri siapa anggota timnya.

Anda punya kemampaun pidana lebih sehingga ditunjuk mendampingi Nazar?
Tidak, sih. Pak OC pasti kasih kesempatan ke setiap orang. Di kantor Pak OC ada 70 pengacara. Sebenarnya, tim Nazaruddin ada sembilan orang, empat pengacara senior. Mereka yang senior, termasuk Pak OC, hanya supervisi saja.
Kenapa Anda tidak memilih jalur perdata saja?
Dunia pidana terkenal lebih keras, jadi lebih menantang buat saya. Lebih fun. Di kantor saya, setiap pengacara dikasih kesempatan untuk mencoba semua. Saya pernah diminta bekerja di bagian pendapat hukum, dan itu bekerja di kantor saja. Saya merasa kurang fun. Saya lebih suka keluar kantor, ketemu banyak orang. Rasanya lebih cocok dengan jiwa saya. Kalau di kantor hanya ngetik-ngetik, saya bosan ... hahaha.
Kenapa yang sering tampil di media hanya Anda dan Boy Afrian Bondjol?
Mungkin karena perkara ini diliput media secara luas, jadi Pak OC memberikan tugas khusus kepada Pak Boy dan saya untuk bicara.

Tugas ini sulit?
Saya tidak menyangka dikasih tugas ini. Saya tidak menyangka kasus ini akan menjadi besar, tiba-tiba menjadi begini. Saya harus bekerja ekstra, karena selain soal menyiapkan pembelaan dan paper work, saya juga harus meng-counter pendapat publik yang menyudutkan dan tidak sesuai dengan fakta. Sebagai kuasa hukum, saya harus memberikan keterangan ke media.

Keluarga mendukung Anda menangani kasus Nazaruddin?
Ya, pasti ada dukungan. Ada yang menasehati, 'Hati-hati, kasus ini nuansa politiknya tinggi.' Tapi, tidak sampai menentang. Tidak. Mereka memberi nasehat.
Setelah jadi terkenal, Anda mestinya sering disapa orang.
Ya, ada saja yang bertanya, 'Mbak, Pak Nazar apa kabar?' Saya bilang, 'Baik, nanti saya sampaikan salamnya.'

Senin, Agustus 29, 2011 by Mas Javas · 0

Pesan Anak Nazarudin Kepada SBY

Saya adalah Fatiruhddin, anak dari Nazaruddin. Saya minta kepada Pak SBY, tolong jangan apa-apakan ibu-bapak saya, mereka tidak bersalah, mereka tidak tahu apa-apa. Kalau enggak percaya, tanya sama Oom Anas Urbaningrum, pasti dia lebih tahu, karena dia ikutan. Kalau mau jelas lagi, tanya tuh sama Tante Anggaran Angelina Sondakh, pasti dia lebih tahu lagi."
"Dari penjelasan mereka berdua, Oom SBY lebih ngerti, kalau bapak saya bekerja keras untuk mengumpulkan uang buat partai. Jadi, tolong dong Oom, jangan apa-apakan ibu-bapak saya. Kan, mereka sudah berjanji, untuk berpura-pura lupa dan menjaga nama baik partai......"

Inilah sederetan kata-kata yang terucap dari mulut kecil anak usia 10 tahun yang mengaku anak Nazaruddin. Murni, sebuah parodi sequel Nazaruddin.

Kita tidak perlu terjebak dalam mencari kebenaran apakah anak tersebut anak Nazar atau bukan. Ada sebuah pesan terselubung. Pesan adanya upaya membuka mata masyarakat bahwa ada dugaan upaya pembungkaman terhadap Nazaruddin.

Anak ini mewakili jutaan masyarakat yang memiliki keinginan untuk membuka permasalahan yang menyangkut "Nazaruddin Gate" ini. Masyarakat yang cerdas dan memiliki naluri bagaimana "bila saya menjadi" petinggi yang terlibat dalam kasus ini. Inilah dugaannya. Bungkam atau keluarga Nazaruddin terancam keselamatannya.

Raut wajah dan keresahan itu terpancar jelas di wajah Nazaruddin. Sama seperti kita mendengar kata-kata Soetan Bhutagana yang keukeuh mengaku tidak berbohong padahal raut wajahnya menunjukkan seorang pendusta. Sama seperti wajah SBY yang dulu terlihat santun dan berseri karena memang memiliki itikad baik terhadap negara dan bangsa ini. Sama pula dengan raut wajah SBY yang kini lebih penuh kerut kemeriut karena sulitnya menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi yang berisi para politisi mentah dan kacangan.

Yang terpenting : Lihat Substansinya...

dalam Situs youtube.com menampilkan seorang bocah sekitar lima tahunan yang mengaku anak perkawinan Muhammad Nazaruddin dan Neneng Sri Wahyuni. Nama bocah itu Fatirudin.


Dia menuding Ketua Umum DPP Demokrat, Anas Urbaningrum, dan anggota fraksi Demokrat di DPR, Angelina Sondakh, mengetahui bahwa Nazaruddin sibuk mencari uang untuk menggerakkan mesin Partai Demokrat.

"Keduanya tahu ayah saya bekerja untuk itu," ungkap bocah tersebut yang mengenakan topi mirip dengan topi jerami yang digunakan Nazaruddin ketika berkomunikasi via skype dengan jurnalis independen, Indra J Piliang, beberapa waktu lalu.

"Merdeka," ungkap anak kecil itu dalam video yang diiringi lagu kebangsaan Satu Nusa Satu Bangsa.
Tidak main-main, bocah ini meminta kepada Presiden SBY untuk membebaskan ayah dan ibunya. "Mereka jangan diapa-apakan," pintanya. Dia meminta agar SBY meminta penjelasan dari Anas Urbaningrum dan Angelina Sondakh terkait kasus-kasus yang kini menjerat Nazaruddin.

Dia menilai Nazaruddin sudah bekerja keras mengumpulkan uang untuk menggerakkan Demokrat. "Tolong dong om, jangan apa-apakan bapak dan ibu saya. Kan mereka sudah berjanji akan pura-pura lupa dan menjaga nama baik partai," ungkapnya.

Bocah tersebut berwajah bulat, hidung lebar, kulit putih, tinggi sekitar satu meter, dan berambut pendek. Dalam video itu, dia memakai kaos biru dan bertopi krem.

Dalam adegan lain, tampak Fatirudin berlari kecil dikawal wanita dengan tinggi lebih dari 160 sentimeter berpakaian belang-belang hitam putih, berkulit putih, berambut hitam sebahu. Tidak diketahui apakah itu Neneng, istri Nazarudin, atau bukan.

Saat berlari, Fatir memakai baju kuning bergambar kartun, bersepatu dan bertopi krem. Tampak dia berlari-lari keluar dari kamar mirip hotel atau apartemen menuju lift.

Video tersebut berjudul ''Himbauan Fatihruddin (Anak Nazaruddin) kepada SBY (HQ)''. Pengunduh video berudurasi tiga menit itu bernama Sineascairo. Sudah 92 kali video tersebut dilihat. Video tersebut diunggah sejak 25 agustus 2011.

by Mas Javas · 0

Jumat, Agustus 26, 2011

ARTI SEBUAH KEBAIKAN

Janganlah anda pernah sungkan untuk berbuat baik, karena suatu kebaikan yang sepele dapat membawa kebahagiaan. Hal ini dapat kita simak dalam kisah Dr. Howard Kelly.

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa sekeping uang, dan ia sangat lapar.
Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.


Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, “berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?” Wanita itu menjawab: “Kamu tidak perlu membayar apapun”. “Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan” kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata : “Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada anda.”

Belasan tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menanganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan. Wanita itu sembuh! Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut.

Ia membaca tulisan yang berbunyi, “Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu..” (Tertanda), Dr. Howard Kelly.

Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: “Tuhan, terima kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia

Jumat, Agustus 26, 2011 by Mas Javas · 0

DASAR SETAN....!!!

Assalamualaikum.Wr.Wb

Seringkali kita menyalahkan setan sebagi biang kerok dari segala dosa yang kita perbuat. Padahal kalau kita lihat dalam Al-Quran, setan itu hanya bisa mengajak pada perbuatan dosa. Setan dan Iblis tidak bisa memaksa berbuat dosa.

Setan hanya mengajak dan memprovokatori manusia untuk berbuat dosa.Manusia mempunyai hak memlilih untuk melakukan perbuatan dosa atau tidak.
Dalam Kitab Suci Alqur’an Surat Ibrahim ayat 22 :
Berkata Syaithan “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan padamu janji yang benar,dan akupun telah menjanjikan kepadamu,tetpi akau menyalahinya.Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu (manusia),melainkan (sekedar) aku menyeru kamu,lalu kamu mematuhi seruanku,, Oleh sebab itu janganlah kamu mencercaku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali kali tidak dapat menolongmu,dan engkaupun tidak dapat menolongku.Sesungguhnya aku tidak membenarkan  perbuatanmu mempersekutukanku (dengan Allah) sejak dahulu.Sesungguhnya orang yang zalim itu mendapat siksaaan yang pedih.

Jadi jelaslah kita tidak dapat menyalahkan setan. Apalagi memintanya bertanggung jawab atas dosa yang kita perbuat. Kita mengantuk waktu mengaji, setan kita salahkan.Kita berbuat maksiat, setan pula kita salahkan. Padahal jelas dalam ayat di atas, setan hanya bisa menghimbau dan menyeru, tidak bisa memaksa, apalagi secara fisik menarik tangan kita untuk memegang wanita yang bukan muhrim, atau menarik bibir kita untuk mencium perempuan yang disukai. Tapi kalau sudah kejadian maksiat terjadi, biasanya kita ngomong “Dasar Setan..!!!”...

Padahal setan Cuma menjalankan sumpahnya dan menjalankan perannya sebagai bentuk kekecewaaannya di usir dari surga.Inilah yang perlu kita waspadai, dendam Iblis begitu besar kepada  manusia. Dia diusir dari surga karena kesombongannya, karena itu iblis berusaha  menularkan penyakit congkak dan sombong ini kepada manusia, untuk menyeret manusia bersama dengannya ke Neraka. Kesombongan iblis terhadap Adam adalah kesombongan yang disebabkan oleh nasab (asal muasal). Dan kemudian kesombongan itu menyeretnya kepada kesombongan terhadap perintah Allah swt. Jadi kalau ada manusia yang merasa  bangga  dan sombong karena nasab (asal muasalnya), misalnya turunan raja, keraton, atau turunan kyai, maka manusia ini sudah jadi murid iblis.

Dan para orang yang banyak ilmu, orang yang ditokohkan, orang yang banyak nasehat bukanlah orang yang dikecualikan. Kalau manusia sudah tertulari penyakit ini, tak peduli apapun profesinya dan pekerjaannya, setinggi apapun ilmunya, sebanyak apapun amal kebajikannya, dia akan menganggap dirinya sebagai yang paling baik dan menganggap pihak yang berbeda dengannya tidak bernilai bahkan sebagai musuh.Orang seperti ini sudah susah dinasehati, merasa benar sendiri. Seolah Surga hanya miliknya sendiri.
Jadi kuncinya sebenarnya adalah perkuat benteng iman dari himbauan dan provokasi setan iblis laknat jahanam ini, bukan hanya bisa menyalahkan, tapi tidak menambah tebal benteng iman dengan banyak mengaji, mengamal, membela, mendatangi pengajian, dan meningkatkan Taqwa kita pada Allah dan RasulNya.

Ada baiknya kita berpegang pada suatu kaidah ini. Apabila kita berpihak pada sesuatu, maka mesti ada pihak yang dikorbankan. Kalau kita berpihak pada jalan Allah, maka setan korbannya karena seruannya gagal.Kalau kita berpihak pada seruan Setan, maka Allah korbannya. Tinggal kita memlih ,mengorbankan Setan atau mengorbankan Allah.

Wassalamu alikum Wr.Wb

by Mas Javas · 0

Kamis, Agustus 25, 2011

Asal Usul Halal Bihalal ( Tradisi Indonesia )


Ada kisah menarik yang disampaikan Ketua MUI, Umar Shihab, mengenai asal-usul halal bi halal yang menjadi tradisi di Indonesia. Menurutnya, tradisi yang baik ini pertama kali dikenal pada 1963, saat Buya Hamka bertemu dengan Presiden Soekarno di Istana Negara dalam suasana Idul Fitri.
“Pada saat keduanya berjabat tangan, Buya Hamka mengatakan kita halal bi halal, dan Bung Karno mengatakan juga dengan keras halal bi halal. Lalu tahun-tahun berikutnya Bung Karno yang mempopulerkannya,” ungkap Umar Shihab dalam acara halal bi halal 1431 H LDII di Sekretariat DPP LDII Jakarta.

Menurutnya, dalam sebuah wawancara Buya Hamka pernah mengatakan bahwa makna halal bi halal adalah bertemunya pribadi-pribadi yang suci yang telah serius menggembleng dirinya dalam bulan Ramadhan. “Halal itu suci, bersih, baik. Halal bi halal adalah upaya mempertemukan pribadi-pribadi yang baik yang telah sungguh-sungguh menjalankan ibadah Ramadhan, begitu keterangan Buya,” kata Umar yang saudara kandung mantan Menag Prof Dr Quraish Shihab tersebut.

Dalam bahasa agama, halal bi halal sepadan dengan silaturahim. Umar mengatakan bahwa adalah orang yang merugi bila enggan menyambung bahkan memutuskan sialturahim. Dalam kesempatan yang sama Katib Aam PBNU, KH Dr Malik Madani, mengatakan bahwa halal bi halal adalah local wisdom, yang perlu dipelihara keberlangsungannya, dalam upaya untuk mempertahankan ukhuwah Islamiyah.  “Yaitu persaudaraan yang Islami. Hal ini tidak terbatas dengan sesama muslim saja. Tapi bisa dengan pemeluk agama lain dengan spirit nilai-nilai Islam,” papar Malik.

Menurutnya, inti persaudaraan yang Islami adalah yang mengedepankan nurani dan lebih produktif, lebih mengayomi keutuhan bangsa kita yang majemuk, daripada ukhuwah diniyah yang jahiliyah. “Ukhuwah diniyah yang jahiliyah itu, adalah persaudaran orang-orang seagama, tapi spiritnya tidak Islami, misalnya persaudaran untuk melakukan teror bom yang mengganggu ketentraman dan keamanan bangsa,” katanya. [http://www.republika.co.id]

Keterangan foto: Dari kiri, Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Ketua MUI Umar Shihab, Anggota DPD AM Fatwa, dan Ketua Umum LDII Abdullah Syam dalam acara silahturahim dan halal bihalal Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di kantor LDII, Jakarta (Kamis 7/10) malam. [http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=5879]

Kamis, Agustus 25, 2011 by Mas Javas · 1

Pesan Lebaran Idul Fitri 1432 H

..wamimmaa rozaqnaahum yunfiquun...dan dari sebagian apa – apa yang Allah berikan kepada mereka (yaitu berupa rejeki) mereka menginfaqkan…(QS a-Baqoroh 3).

Rasanya banyak orang yang tahu ayat itu. Bahkan banyak yang hafal. Luar dalam. Baik arti maupun makna keterangannya. Minimalnya pernah mendengar. Kalau tidak luping, malahan sering kali mendengarnya. Sayang, banyak orang yang belum memahami secara benar dan mendalam ayat yang nyempil itu. Kenapa nyempil? Karena ia ada diujung ayat, dari bagian ayat lain yang panjang, sehingga jarang terperhatikan. Padahal memahami ayat ini menjadikan hidup begitu bermakna. Lega seluas angkasa. Dan sejuk sedalam samudra. Hati nyegoro dan nafas bebas. Pintu menuju kebahagian dan kesusksesan hidup. Kenyataannya, banyak orang yang masih ‘tersiksa’ dengan apa yang disebut memberi atau berbagi. Banyak orang yang masih memiliki internal conflict-pertentangan pribadi, dalam masalah yang satu ini. Tanpa disadari, banyak orang yang masih terpenjara dalam masalah berbagi ini. Walau berulang kali melakukannya, belum menemukan keindahan di dalamnya. Yang ada hanya beban, beban dan beban. Yang terus mendera setiap saat. Belum merasa lepas. Belum merasa puas, ketika kudu melakoni ayat ini. Ada rasa owel, berat hati. Bahkan keluar uneg–uneg, ngedumel, akibat beban ini. Dan boleh dikata, masih banyak orang yang belum merdeka karenanya.

Sebenarnya kita bisa belajar dalam memahami dan memaknai ayat di atas dari kegiatan setiap Idul Fitri. Tengoklah, orang tanpa sungkan dan ragu untuk bersiap menyambut hari raya. Segala makanan disiapkan. Segala jajanan ditampilkan. Seakan tak kenal lelah dan tak kenal ampun. Satu kata yang jadi pegangan: harus ada. Dan di beberapa tempat, bahkan ada tradisi berbagi angpau buat anak – anak kecil. Saya tidak mengerti kenapa banyak orang begitu royal saat hari raya. Tetapi setelah itu, seolah hilang di telan bumi. Kedermawanan hanya tampak dalam sehari saja. Nah, di sela – sela safari kami inilah mengemuka masalah berbagi ini. Artinya permasalahan yang memang dihadapi dalam keseharian pasca maupun pra hari raya, yaitu beratnya berbagi - khususnya terkait masalah infaq. Dari orang – orang dekat disekitar kami sendiri. Namun saya yakin, hal ini juga terjadi di luar sana. Sebab beberapa surat elektronik yang masuk ke box saya, juga menanyakan hal serupa.

Kenapa sih kita mesti berat berbagi? Untuk apa sih membuat susah hidup ini dengan masalah yang satu ini? Itulah kesimpulan akhir saya dari berbagai keluhan dan masukan yang sampai ke saya. Pertama dan yang utama dalam menjawab permasalahan seperti ini adalah kembali pada pemahaman dasar dalam beribadah. Sering kita diberi nasehat, diingatkan bahwa kita beribadah itu modal dengkul. Kita lahir nggak bawa apa – apa dan mati nggak bawa apa – apa. Semua harta adalah pinjaman dari Allah selama kita hidup, sebagai bekal ibadah. Dan Allah akan menukarkan itu semua dengan surgaNya.

Lihatlah kembali firman Allah yang menyentuh berikut ini.
“Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." (Ali Imron 26 – 27)

Allah berfirman; “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka…” (at – Taubah : 111)

Dengan demikian, konsekuensi logis dari pemahaman modal dengkul seperti ini seharusnya menjadikan kita ringan tangan untuk berbagi. Mari cermati pemahaman Abu Bakar yang menshodaqohkan seluruh hartanya ke Sabilillah. Rasulullah SAW pun tidak melarang. Karena yakin bahwa harta punya Allah dan ia pasrahkan semua kepada Allah. Atau petunjuk Nabi SAW agar menshodaqohkan 1/3 hartanya ke Sabilillah itu sudah cukup banyak. Atau sahabat yang menshodaqohkan kebun terbaiknya di tanah Bairuha sebagai kecintaan dan pemahaman dalam meraih surga tertinggi dengan konsep modal dengkul ini. Boleh terang-terangan maupun samar.

Kedua, kunci dalam pemahaman ayat di atas adalah Firman Allah dalam Surat at-Taghobun ayat 14, “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Orang sering melupakan ayat ini dan lebih senang berkeluh kesah. Orang lebih suka melampiaskan permasalahan ini dengan cara yang kurang pas. Tentu kita masih ingat cerita sahabat yang hanya bisa sodaqoh sedikit dan dihina orang–orang munafiq seperti diterangkan dalam surat at-Taubah. Prinsip mastatho’na harus disertakan dan dikedepankan di sini agar semua terpelihara dengan baik tanpa merusak, baik diri sendiri maupun system yang ada. Maka bagi orang – orang yang sadar, dengan memiliki pemahaman yang baik, mau infaq banyak, mau infak sedikit tak ada masalah. Mau ditentukan, mau bebas tak ada halangan. Semua ada contohnya, tinggal bagaimana kita memahami dan menerapkannya. Jangan sampai kalah dengan si Burung Merak WS Rendra, yang mengejawantahkan harta benda dunia ini dengan begitu bersahajanya lewat puisinya Makna Sebuah Titipan.

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya
Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh Nya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.

Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
“aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku” dan
menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…

“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”


Namun buru – buru setiap kali saya memberikan wejangan, saya ingatkan untuk papan–empan-adepan. Jangan bicara seperti ini di tempat dan waktu yang salah. Tapi siapa tahu waktu dan tempat yang salah? Ah itu, tak penting, yang jelas; buat apa pelit, wong harta itu “hakikinya” bukan harta kita.

Oleh: Ustadz.Faizunal Abdillah

by Mas Javas · 1

Tempat Tempat Masuknya Syeitan / Iblis

Oleh:H.M.Nuihung Arifin

Syetan masuk ke dlm diri seseorang untuk merusak dan menyesatkan itu melalui beberapa hal  yaitu :

1.الْجَهْلُ  :  Kebodohan

Kebodohan itu mematikan hati dan membutakan penglihatan sehingga orang bodoh itu tidak mengerti mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang sunnah dan mana yang bid'ah mana yang halal dan mana yang harom, mana yang hak mana yang batal, begitu seterusnya. Karena keadaan yang demikian maka syetan memanfaatkan kebodohan ini untuk merusak dan menyesatkan manusia. Untuk itu Allah melarang menjadi orang yang bodoh. Allah berfirman didalam surat Al An'am ayat 35 Yang Artinya : " Dan jika Allah menghendaki, niscaya Allah mengumpulkan mereka di atas petunjukNya, maka jangan sekali-kali kamu menjadi orang yang bodoh

Nabi Musa AS. Perna berdo'a

Yang artinya : " Berkata Musa : aku berlindung kepada Allah bahwa aku termasuk orang yang bodoh "

2.الْغَضَبُ :  Marah

Marah itu termasuk tempat masuknya syetan yang besar dan perangkapnya. Syetan mempermainkan kemarahan seseorang dalam rangka menyesatkan pelajunya itu seperti anak kecil mempermainkan bola seenaknya, begitu mudahnya orang yang marah itu dipalingkan dari kebenaran sehingga bulut yang biasa sopan nisa mengeluarkan kata-kata yang jorok, kasar, bisa mencacimaki, mengumpat, mencela, mencemoh, dll. Anggota badannya bisa tak terkendali, sehingga memukul, menyerang, merobek-robek, melukai, membunuh dll yang jelek. Hati orang yang marah dipenuhi rasa dengki, iri hati, menyimpan dendam terhadap orang yang dimarahi.

" Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam : sesungguhnya aku mengerti satu kalimat yang kalu dia mengucapkannya niscaya hilang marah yang ia temui, yaitu : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

حُبُّ الدُّنْيَا .3  :  Cinta dunia

Sesungguhnya syetan telah mengiasi dunia dengan gebyarnya dalam hati kebanyakan manusia sehingga mereka condong pada dunia dan merasa senang dengan dunia, mereka berlomba-lomba mencari dunia dengan sungguh-sungguh, dunia dujadikan tujuannya, mereka saling membenci dan saling dengki karena dunia. Maka iblispun memanfaatkan sedemikian rupa sehingga manusia menjadi sesat.

Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam

Yang artinya : " Sesungguhnya Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam Bersabda : demi Allah bukan fakir yang aku kuatirkan, tetapi aku kuatir terhadap dunia yang dibentankan kepada kalian seperti telah dibentankan kepada manusia sebelum kalian, maka kalian berlomba mendapatkannya seperti mereka berlomba-lomba untuk mendapatkannya, lantas dunia merusak kalian seperti halnya telah merusak mereka "

4. طُوْلُ اْلأَمَلِ  :   Panjang angan-angan

Seorang hamba jika panjang angan-angannya, dia akan melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan cenderung tidak pemperdulikan waktu, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai apa yang dia angan-angan oleh hatinya, meramalkan dunia dengan berbagai macam  usaha dan akan merobohkannya sendi-sendi kepentingan akhiratnya.

Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam

Yang artinya : " Dari Abi Huroirah berkata : aku mendengar Rosulullah bersabda : tidak henti-hentinya hati orang tua itu tetap muda dalam dua hal yaitu dalam cinta terhadap dunia dan panjang angan-angan"

Jika kita mengerti tinggal berapa sisa umur kita dan sudah berapa umur yang kita lewati nicaya kita akan hidup lebih berhati-hati dalam menggapai apa yang kita angan-angankan, dan niscaya kita lebih senang untuk menanam amal kita dan lebih senang memperpendek apa yang diingikannya.

Kita akan merasa keberadaan kita di dunia seperti orang asing atau seperti orang yang sedang menyeberang jalan. Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam :
Yang artinya : " jadilah kamu di dunia seolah-olah kamu itu orang asing atau yang menyeberang jalan."

Untuk itu Ibnu Umar berkata :

Yang artinya : " jika engkau ada pada sore hari jangan kamu menuggu datangnya waktu pagi, atau jika engkau ada pada pagi hari, jangan kamu menunggu datangnya sore hari, ambillah sehatmu untuk sakitmu dan hidupmu untuk matimu."

Bersabda Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam :

Yang artinya : " gunakan lima sebelum lima : gunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu."

Ingat janganlah angan-anganmu sebagai tempat masuknya syetan untuk mempermainkanmu dengan adanya angan-angan yang muluk-muluk padahal kosong belaka, sehingga waktumu hanya habis kesibukan-kesibukan-kesibukan duniamu saja dan mengorbankan akhiratmu.

Bersambung.....

by Mas Javas · 0

Kematian - DATANG TIDAK DIUNDANG PULANG DIANTAR

Assalamu laikum Wr.Wb.

Buat kita yang beriman pada Allah, tentu mengetahui wajibnya mendatangi sebuah undangan,bahkan kalau tanpa alasan akan menjadi dosa.karena orang yang sudah mengundang pasti sudah menyeleksi orang yang akan diundangnya,ternyata orang yang diseleksinya tidak datang tanpa alasan yang jelas.Bahkan orang yang mengalami masa remaja tahun 70an,sering dapat undangan ulang tahun karton bergambar,yang diberi tambahan “Tiada kesan tanpa kehadiranmu” adalah kalimat popular di kalangan anak-anak waktu itu.Atau saat remaja bertuliskan “I Hope You will Come to my Birthday Party”. Entah sejak kapan kalimat ini ada dan siapa pula yang pertama kali menggunakannya di kartu undangan, tapi yang pasti sejak kecil saya hapal betul dengan kalimat ini. Bukan karena saya sering mengundang teman-teman pada hari ulang tahun saya, justru karena terlalu sering mendapat kartu undangan semacam itu.

Terus terang,saya sejak kecil tidak pernah merayakan ulang tahun,karena orang tua saya sangatlah sederhana dan tidak punya uang lebih untuk merayakan ulang tahun semacam itu,bahkan saya sering tidak datang kalau diundang,bukan karena tidak ingin datang,tapi tidak punya hadiah untuk dibawa,karena ibu saya tidak ada uang lebih untuk membelinya,kalaupun ibu ada sedikit rezeki, kado paling bagus untuk sahabat adalah kotak sabun mandi seharga kurang dari lima ratus rupiah kala itu.Selebihnya, saya memilih tidak hadir karena malu tak mampu membawa kado. Rasa malu dan merasa tak menghargai undangan membuat saya beberapa hari menghindar bertemu. Lebih malu lagi kalau ada yang bertanya, “kapan ulang tahun lo sich? Kok gak pernah dirayain?”

Tapi ada yang membuat saya lebih sedih dari rasa sedih tidak bisa menghadiri undangan ulang tahun sahabat-sahabat di masa lalu,yaitu ketika belum lama ini ada seorang sahabat yang meninggal dunia dan saya tidak hadir pada “hari istimewanya” itu,karena saya sedang di luar kota,dan baru tahu sudah terlambat.Memang rasanya  tidak akan ada orang yang  membuat dan menyebar kartu undangan untuk hari yang satu ini,.
Kita sering mengalami,sahabat satu persatu pergi meninggalkan kenikmatan dunia ini, mengurangi lingkaran persahabatan yang makin mengecil. Kesan mendalam dan tangis di dalam hati tak terkira saat melihat wajah teduhnya, mata terpejam yang tak pernah terbuka lagi, serta tubuhnya yang terbujur kaku. Satu sahabat pergi, yang lain menanti untuk menyusul ke tujuan akhir yang sama. Satu hal yang bisa dipastikan setiap kali sahabat-sahabat itu pergi, tak satupun yang pernah terlebih dulu memberi tahu dan mengundang sahabat lain agar menghadiri hari terakhirnya itu,apalagi dengan embel embel “Tiada kesan tanpa kehadiranmu”.Karena kematian itu mirip Jaelangkung yang “Datang tak diundang”,tapi bedanya adalah,kalau jaelangkung pulangnya tak diantar,tapi kepulangan kita menghadapNya,Insya Allah akan diantar oleh keluarga dan kerabat serta sahabat,itupun kalau kita masih di ingat, dan merasa kehilangan dengan kepergian kita.
Rasanya kita tentu akan sangat bahagia sekali memiliki sahabat-sahabat yang tidak hanya hadir pada acara bahagia, namun hadir pula di hari kita hendak berhadapan dengan Allah untuk mempertanggungjawabkan setiap detik perjalanan hidup kita di dunia.Kalaulah kita masih punya rasa bahagia,tentu kita akan bahagia sekali. mengetahui sahabat-sahabat hadir di hari itu meski tak menerima undangan sebelumnya.
Barisan jamaah yang menyolati semakin banyak tentu membuat kita semakin tegar menghadapi putusan Allah kelak, iring-iringan kaki yang melangkah  menemani hingga ke tepi kubur akan sedikit mengurangi rasa takut bertemu malaikat di dalam kubur. Dan doa dari orang-orang tercinta, semoga memperlancar jalan bertatap wajah dengan Allah sebagai bagian dari kenikmatan orang-orang yang masuk surga.Selamat jalan Sahabat..Semoga kita termasuk orang yang tidak dilupakan sahabat dan kerabat saat kita menghadapNya nanti.Amin.
Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Oleh:Tito irawan

by Mas Javas · 0

Hidup, amal dan cinta

Untuk variasi, kadang kalau mau nderes, saya suka gambling. Ambil kitab, tegakkan dan biarkan kitab terbuka dengan sendirinya. Acak. Atau ambil kitab, pegang dan buka sembarang. Hal itu sering saya lakukan kalau pas tidak ada ide. Lagi penat bin sumpek. Kalau halaman yang terbuka ternyata tidak menarik, ritual itu diulangi lagi. Sampai dapat sesuai selera. Bahkan tak jarang malah ganti kitab. Selain cara di atas, biasanya saya juga pakai gaya kuno, telusur dari daftar isi dan buka lembar per lembar. Dari bab, sub bab kemudian ke judul, baru lari ke halaman yang dimaksud. Topiknya pasti yang menarik hati saja, hindari yang ruwet dan berat - berat. Yang menyenangkan dan menambah semangat maupun keimanan saja. Ada kalanya, kegiatan seperti itu membuahkan sesuatu yang mengharukan, seperti mendapatkan sesuatu yang benar – benar baru. Dahsyat. Laksana mendapat durian runtuh. Maklum, memory manusia memang terbatas. Lupa seolah menjadi menu dimana - mana. Padahal sebenarnya hanya pengulangan saja kan? Namanya saja deres. Namun, karena situasi dan kondisinya berbeda inilah, akhirnya hasilnya pun beda pula rasanya. Untuk  kali ini saya akan berbagi sesuatu yang saya dapatkan dari kegiatan kecil berupa deres ini, dengan hasil yang saya sebut mengharu-biru cakrawala batin saya.

Dari Sahal bin Sa’ad, dia berkata, “Jibril datang kepada Nabi SAW dan berkata, ‘Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu karena kamu pasti mati, beramallah sesukamu karena kamu akan dibalas dengannya, dan cintailah orang yang kamu cintai sesukamu karena kamu pasti berpisah dengannya. Dan ketahuilah sesungguhnya kemuliaan seorang mukmin adalah qiyamul lail (sholat malam) dan kehormatan mukmin adalah rasa kayanya (menahan diri dari meminta – minta) jauh dari sesama manusia.” (rowahu at-Thabrani fi Mu’jam al-Ausath)

Dimanakah daya tariknya? Wuih…, banyak sekali menurut saya. Pertama, dari gaya bahasanya. Saya suka sekali dengan pemakaian kata syi’ta - sesuka – sukamulah. Ngledek banget rasanya. Orang jawa bilang nglulu. Ingat sama Ahli Badar yang fenomenal itu. Kesan awal begitu menggoda, seperti mendapatkan kebebasan; terserah lho deh! Tapi dikunci dengan akhir pernyataan yang pakem. Kalimat yang imbang. Seperti dilepas, kemudian ditarik lagi. Diangkat terus dijatuhkan. Sebagai mukmin seperti ditantang kemukminannya. Tunjukkan merahmu, begitu kalau boleh meminjam salah satu iklan rokok.

Kedua, yang dibahas hal yang esensial lagi universal: hidup, amal dan cinta. Boleh hidup sesukanya, tapi ingat, semua orang pasti mati. Artinya bersiaplah untuk bekal setelah mati. Seorang bijak pernah ditanya, ''Apa yang Anda dan murid-murid Anda lakukan dalam hidup ini?'' Ia menjawab, ''Kami hanya duduk, kami hanya berjalan, dan kami makan.'' Si penanya tidak mengerti apa maksudnya. ''Tetapi,'' lanjutnya, ''Bukankah setiap orang juga duduk, berjalan, dan makan?'' ''Ya,'' sahut sang bijak,'' Tetapi ketika kami duduk, kami sadar kami sedang duduk. Ketika kami berjalan, kami sadar bahwa kami sedang berjalan. Ketika kami makan, kami sadar kami sedang makan.'' Jadi, sadarlah selalu kemana hidup ini berjalan dan untuk apa hidup kita sebelum gerbang kematian benar – benar datang menyapa.

Boleh berlaku dan beramal seenaknya, tapi semua diri nanti akan menerima ganjarannya masing – masing. Kalau benar dapat, kalau salah ya bersiaplah; guwak byuk.  Beramal, bukan sekedar baik tapi harus tepat sasaran; buat diri dan sekitar. Ada seorang Bapak tua sedang asyik menanam pohon buah – buahan di sebuah bukit yang gundul dan gersang. Bukit itu akhirnya penuh dengan pepohonan dan buah – buahan. Orang jadi senang dan memperoleh manfaat dari budi baik si Bapak itu. Karenanya, menghantarkan si bapak menerima penghargaan sebagai pengakuan akan jasanya. Pada malam penghargaan si Bapak ditanya, “Apa yang melatarbelakangi tindakan yang mulia itu?” Si Bapak dengan spontan menjawab, “Bumi telah lama memberikan kebaikan kepada saya dan orang – orang terdahulu juga telah mewariskan kebaikan yang banyak kepada saya. Mudah – mudahan dengan tindakan kecil saya ini, saya bisa membalas budi dengan memberikan sesuatu kepada generasi berikutnya dan orang – orang yang akan datang serta menjaga kelestarian dan keindahan bumi tercinta ini.”

Terus mencinta juga begitu, silahkan mencintai siapa pun dan apapun, tapi nanti akan berpisah juga. Jangan mencinta secara membabi - buta. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil terus menggumam, ''Lulu..., Lulu....!'' Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang ini. ”Dokter kenapa orang ini?”, tanya si pengunjung. Si dokter menjawab, ''Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu.'' Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat kamar lain ia terkejut melihat penghuninya terus - menerus memukulkan kepalanya di tembok dan berteriak, ''Lulu, Lulu...., Lulu, Lulu...”. ''Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?'' tanya pengunjung memastikan. Dokter kemudian menjawab, ''Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu.'' Hati – hatilah dengan masalah cinta ini. Salah mencinta bisa petaka.

Ketiga, ditunjukkan dua hal yang menjadi pemuncaknya; yaitu qiyamul lail dan prawiro. Berdiri di saat yang lain tertidur. Dan tidak blubut meminta – minta kepada manusia. Ta’afuf. Terjaga. Tiba – tiba dengan cepat terlintas dalam benak saya arti 4L dalam hadits ini. Kebutuhan  berupa kebutuhan fisik untuk hidup (to live), berikutnya kebutuhan social emosional, saling kasih - sayang dan memperhatikan (to love), kemudian kebutuhan mental (to learn) dan terakhir adalah kebutuhan meninggalkan warisan (to leaving a legacy).

Keempat, seperti sebuah tamparan buat saya yang mengaku mukmin, ketika disebut qiyamul lail dan prawiro. Kata yang selalu menjadi impian tak pernah kesampaian. Dan ingin selalu didapatkan, tapi susahnya bukan kepalang. Tak lain karena jarangnya bisa melakukannya. Jadinya, seperti punguk merindukan bulan. Walau terus selalu mencoba meraihnya.

Kelima, segera saya menutupnya. Karena tak tahan mengulang dan mengulangnya. Semakin diulang semakin dalam sakitnya. Tambah lama tambah dalam dan lebar. Dan malam itu, dalam luka yang menganga, dan rindu yang dalam, tiba – tiba serasa saya dibangunkan dan punya kekuatan  untuk bersimpuh kepadaNya. Alhamdulillah, alhamdulillah……
Oleh: Ustadz.Faizunal Abdillah

by Mas Javas · 0

Sucikan Diri dengan Zakat Fitrah



Alhamdulillah perjuangan kita menyelesaikan puasa di bulan Ramadan tahun 1432 H / Agustus 2011 akan segera berakhir dalam beberapa hari ke depan ini. Di satu sisi kita bersyukur dan besuka-cita atas selesainya Ramadan tetapi di sisi lain kita menangis karena tidak tahu apakan Alloh SWT masih akan memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan Ramadan tahun depan.


Dengan menyelesaikan puasa Ramadan berarti kita telah lulus dari ujian yang diberikan oleh Alloh melalui menahan lapar dan perbuatan yang sia-sia. Namun demikian sebelum kita bersuka-ria menyambut datangnya ‘Iedul Fitri, ada baiknya kita diingatkan akan satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh seluruh umat Islam menjelang berakhirnya puasa Ramadan, yaitu menunaikan zakat fitrah.

Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi satu-satunya umat Islam. Tidak memandang apakah dia kaya atau miskin, orang merdeka atau budak, orang dewasa atau anak kecil, lelaki atau perempuan, semuanya berkewajiban menunaikan zakat fitrah setahun sekali. Adapun bentuknya adalah satu sho’ bahan makanan yang dimakan sehari-hari di tempat tinggalnya masing-masing. Kalau di Indonesia, zakat fitrah dapat diwujudkan dalam bentuk beras, yang setara dengan 2.751 kg.

Di dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Umar, dia berkata: “Rosulalloh mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum kepada budak dan orang merdeka dan laki-laki dan perempuan dan anak kecil dan orang tua dari orang-orang Islam dan beliau memerintahkan agar diserahkan sebelum orang-orang keluar mengerjakan sholat hari raya.” (HR. Bukhari). Dalam hadits tersebut tersirat bahwa kewajiban zakat berlaku untuk semua orang dan tidak ada kecualinya. Bahkan, seorang bayi yang baru lahir menjelang ‘Iedul Fitri pun mempunyai kewajiban untuk menunaikan zakat.

Ada kefahaman yang kurang pas di kalangan masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa kewajiban menunaikan zakat fitrah hanya berlaku bagi yang mampu saja sedangkan yang tergolong sebagai fakir miskin tidak berkewajiban menunaikan zakat fitrah tetapi hanya menerimanya sebagai salah satu mustahiq (penerima) zakat. Menilik makna yang tersirat dalam hadits diatas maka baik yang kaya maupun yang miskin semuanya wajib menunaikan zakat fitrah.

Lantas bagaimana kalau ada satu keluarga untuk makan sehari-hari saja tidak cukup, apalagi untuk membayar zakat fitrah? Jawaban dari pertanyaan ini sebenarnya terletak pada kearifan dari petugas yang ditunjuk sebagai amil zakat. Tugas amil zakat seharusnya tidak hanya menerima dan membagi zakat saja, tetapi harus bisa mendata siapa-siapa yang tergolong fakir miskin di lokasinya bertugas, mengusahakan agar kepada orang-orang tersebut dapat diberikan pinjaman beras/bahan makanan pokok lainnya yang diperlukan untuk membayar zakat fitrah keluarganya, dan memberikan bagian zakat fitrah yang lebih banyak bagi keluarga tersebut agar mampu membayar hutang dan memanfaatkan kelebihan yang diterimanya untuk merayakan ‘Iedul Fitri. Dengan pendekatan seperti itu umat muslim yang tergolong fakir miskin tetap dapat menunaikan kewajiban zakat fitrahnya tanpa rasa berat hati dan dapat merayakan ‘Iedul Fitri bersama keluarganya. Sebaliknya, bagi keluarga yang kaya, diuji oleh Alloh apakah dia sanggup dan ikhlas menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu saudaranya yang tidak seberuntung dia di dalam urusan materi.

Menunaikan zakat fitrah bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban sebagai seorang muslim tetapi juga memiliki arti penting lainnya. Dalam bahasa arab, kata fitrah di dalam zakat fitrah mempunyai arti suci sehingga salah satu fungsi zakat fitrah yang diserahkan oleh setiap muslim berfungsi sebagai pembersih (pensuci) bagi dirinya dari segala perbuatan jelek yang dikerjakannya selama bulan Ramadan. Hal ini sebagaimana disebutkan di dalam hadits dari Abdullah bin ‘Abbas, dia berkata: “Rasulalloh mewajibkan zakat fitrah bertujuan agar mensucikan orang yang berpuasa dari laghwun (perbuatan yang sia-sia) dan perbuatan maksiat dan sebagai warana untuk memberikan makan kepada orang-orang miskin.” (HR. Abu Dawud). Bahkan di dalam hadits riwayat dari Abu Hafs bin Syahiin disebutkan bahwa pahala puasa Ramadan seseorang dapat terangkat ke langit dan diterima oleh Alloh jika dia sudah menunaikan zakat fitrah.
Pertanyaan terakhir, mumpung ‘Iedul Fitri masih beberapa hari lagi, tanyalah pada masing-masing diri – sudahkah kewajiban menunaikan zakat fitrah bagi keluarga kita laksanakan? Kalau belum, ayo… hubungi amil zakat setempat dan tunaikan zakat fitrahnya agar diri kita dapat tersucikan dari berbagai perbuatan sia-sia selama Ramadan 1432 H / Agustus 2011 yang akan segera lewat.

by Mas Javas · 0

Masih Ada Kesempatan Tuk Meraih Lailatul Qodar ?


LDII Lailatul Qodar 
Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan berpuasa sampai hari ke-20 hari ini. Malam ini (malam 21) insyaAllah kita memulai perburuan pahala yang pol yang terjadi hanya satu malam dalam setahun (di Bulan Ramadhan) yaitu “lailatul Qadar/Malam Qodar”.

I Just want to share or flash back makna Lailatul Qodar serta mengajak saya & rekan-rekan untuk mencarinya di 10 malam terakhir ini.
Sebetulnya apa sih “Lailatul Qadar/Malam Qadar” itu? Tentu hadirin sudah mahfum, ada yang menyebutnya “Malam-Lailatul Qadar”, padahal Lail=malam ya…) tapi nggak apa-apa lah, tidak prinsip..kata temen saya sih “nggak dadhos pitakon kubur” (tidak jadi pertanyaan dalam kubur)he..Gitu aja kok repot! he..he
Hlalah kok malah ngelantur ke kubur segala….kita kembali ke lek..lok ya (leklok mah leuleus atuh), eh ke lap..top..
Lailatul Qodar Malam 1000 bulan
Allah SWT berfirman dalam QS.AlQodr 1-5 :


Surah Al-Qodr
QS.AlQodr ayat 1 : Inna anzalnaahu fii lailatul qodr.. sesungguhnya AKU (ALLOH SWT) menurunkan pada Alquran di malam Qodar…Yap ALLOH SWT Tuhan kita saat Lailatul Qadar saat itu menurunkan Kitab Suci Alquran sebanyak 30 juz langsung yang diterima Malaikat Jibril, dari Louhil Mahfudz (tempat Allah menyimpan firman-firman-Nya) ke Baitul izza (langit Dunia). NB: Adapun diturunkan pada Nabi Muhammad bertahap selama +- 23 tahun.
QS.AlQodr ayat 2-3 “Tahukah kamu apakah lailatul qodr itu?Lailatul qodri khoirun min alfi syahrin…Lailatul Qodr, lebih baik dari “alfi syahrin” alias 1000 bulan.

kita bisa menggali kembali asbabul nujul kisah turunnya Surah AlQodar, diceritakan oleh Rasulullah Muhammad SAW bahwa ada kaum Bani Israil yang semasa hidupnya +- 80 tahun belum pernah melakukan kemaksiatan. Saat itu sahabat Rasul tercengang (kok ada ya orang sehebat itu) sehingga para shohabat bertanya apakah bisa kita mengejar pahala orang tersebut yang begitu hebatnya. Rasul menjawab : “Lailatul Qodri khoirun min alfi Syahrin.. artinya amalan yang kita kerjakan di malam Qadar pahalanya lebih baik dari 1000 bulan (kalau dikonversi ke “tahun” selama kurang lebih 83 tahun)..apa nggak MANTABS tuh! semalam kita beramal pahalanya bisa melebihi yang dicerikakan Rasulullah tadi..emang jadi umat Nabi Muhammad kita harus bersyukur, amalannya dikit tapi tarikannya maaanngg, pahalanya guede bisa menyamai umat sebelumnya…
So, beramal satu malam di malam qodar, dimana saat malam qodar itu turun, amal ibadah kita dihitung oleh Alloh SWT lebih baik dari 1000 bulan/83 tahun tadi. Andai malam itu kita sedang sholat tasbih maka sholat tasbih kita seperti sholat tasbih 1000 bulan, dst.

Dikisahkan dalam Al-hadits bahwa sebenarnya Rasulullah sudah diberi “bocoran”nya kapan tepatnya “lailatul Qadar” terjadi, hanya saja Rasulullah SAW dilupakan oleh Alloh, sehingga saat shohabat tanya kapan sih turunnya lailatul qodar, Rasulullah hanya menjawab : ” Carilah Lailatul Qadar itu di 10 malam yang terakhir (di bulan Ramadhan) ” dalam Hadits lain,Rasul bersabda: “Carilah malam Qadar di Malam yang Ganjil : malam 21,23,25,27)…
Sehingga tak heran “Para Pencari Lailatul Qadar (PPL)” biasanya di 10 malam terakhir itu ada yang memilih mencarinya di malam-malam ganjil saja…sehingga di malam-malam genap biasanya masjid mendadak corengcang alias agak sepi…padahal kalau kita mau dapet pahala yang besar / pol tersebut ya usahakan (kalau sehat dan kuat) kita geber saja di 10 malam terakhir tanpa ampun…he..insyaAllah kalau kita gribig semua malam di 10 malam terakhir itu, maka pahala pol di malam qodar akan kita raih. Rasulullah SAW hanya diberi tahu ciri-cirinya saat lailatul qodar diantaranya hujan gerimis, siangnya panas, dan khalayak masjid terserang kantuk yang bener-bener ngantuk…

Oh, ya ada istilah i’tikaf di Masjid, apa sih maksudnya..? itikaf secara harfiah adalah “diam” (beribadah) di dalam Masjid. Seperti dicontohkan Rasulullah SAW karena beliau sudah berniat itikaf maka mempeng ibadah di dalam masjid sampai untuk urusan sisir rambut saja hanya mengeluarkan kepalanya untuk disisiri oleh Ibu Aisyah ummil mu’miniin..jadi Rasulullah tidak keluar masjid kecuali untuk keperluan buang air kecil/besar.

ya kalau di 10 malam terakhir kita beribadahnya di masjid, selain dapat pahala lailatul qodar juga dapat pahala itikaf..Memang walaupun di rumah kalau kita berniat mencari lailatul qodar ya bisa, cuma kalau di rumah kita tidak dapat pahala itikaf..gitu lho..Jadi bagi yang memang ada udzur/halangan, tenang aja masih bisa kok mendapat pahala lailatul qodar di rumah/di bumi Alloh yang lain, asal memang berniat mencarinya yang dibuktikan dengan amal ibadah..khan aneh ya mencari pahala lailatul qodar tapi di depan layar kaca…?atau sambil maen game….ah eta mah teu pegeh atuh namanya..he he becanda Gan..jangan dikasih “bata” atau lapor hansip ya… :-)

Target Lailatul Qodar
Dalam Bulan Ramadhan kita  sudah punya 5 target yang disebut 5-SUKSES (Sukses Puasa, Sukses Sholat Tarawih, Sukses Membaca AlQuran, Sukses Lailatul Qodar & Sukses Membayar Zakat Fithrah)..Tentunya Target Sukses lailatul Qodar itu perlu kita persiapkan strategi, dengan perencanaan (lha wong kata orang bisnis aja kalau tidak punya perencanaan berarti merencanakan “kegagalan”). Paling tidak dengan “target” kita punya amunisi yang bernama “motivasi”.

Nah, biar sukses, dalam setiap malam malam 21 s.d terakhir, dari mulai maghrib s.d terbit fajar,” Hiya hatta mathlail fajr” untuk pencarian pahala pol lailatul qodar ini kita tentu harus punya target, mau ngapain nih kita, apa yang harus kita amalkan untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya..kalau sekenanya ya hasilnya juga ingsyaAllah tidak maksimal..Dengan amalan tertarget, ingsyaAllah kita termotivasi/terpacu untuk mengamalkannya sehingga pencarian lailatul qodar bisa kita isi dengan berbagai amalan, misal istighfar 1000x, sholat tasbih, membaca sholawat 1000x, membaca alquran, dsb…lihat contoh di bawah : nanti tinggal kita tinggal check list/contreng saja yang kita amalkan, sehingga kalau tahun depan kita diberi umur kita bisa evaluasi untuk lebih baik lagi.
Lihat/Download dalam bentuk pdf : Target Lailatulqodar
Download “Target Sukses Lailatul Qodar+ PR 1 sd 13+Petunjuk Urutan Berdoa 1/3 malam+Asmaul Husna” klik tautan berikut ini : http://bit.ly/qMaBiQ
semoga bermanfaat….
Yakin bahwa sampai saat ini belum terjadi orang yang melek mencari pahala lailatul qodar, besoknya masuk rumah sakit…

Nah, lailatul qodar itu hanya terjadi satu malam, dan itu juga hanya terjadi di bulan Ramadhan yang terjadi sekali dalam setahun, yang tahun depan belum tentu kita masih hidup/masih belum ditarik dari peredaran…khan sayang ya kalau kita sia-siakan..?
Akhirnya, semoga ALLOH SWT memberi kita kekuatan, kesehatan, keshobaran, keamanan,keselamatan & kebarokahan, rezeqi yang manfaat & barokah hingga dapat meraih pahala lailatul qodar..aamiin
Ayo mang, tarik jabrix…lets go to get “lailatul Qadar” reward from Alloh SWT…!
Wallahu a’lam..

by Mas Javas · 0

Rabu, Agustus 24, 2011

TIPS MUDIK SEHAT, AMAN & SELAMAT 2011 M /1432 H

TIPS MUDIK SEHAT, AMAN & SELAMAT
(Dibuat untuk Peta Mudik Lebaran Tahun 2011)
  • Siapkan fisik yang sehat & prima sebelum mudik
  • Beristirahatlah tiap 4 jam, jangan memaksakan diri bila lelah/mengantuk
  • Disiplin dalam mengemudi & patuhi rambu-rambu lalu lintas
  • Manfaatkan posko kesehatan yang tersedia
  • Hindari obat-obatan maupun minuman keras
  • Periksa kondisi kelayakan kendaraan Anda
  • Tidak melebihi muatan & tidak menyalahi peruntukan kendaraan
  • Hati-hati dalam mengemudi saat hujan/cuaca buruk
  • Hati-hati dalam mengemudi saat kondisi jalan sempit, bergelombang atau rusak

INFO UMUM POSKO KESEHATAN MUDIK LEBARAN 2011 M./1432 H. KEMENTERIAN KESEHATAN RI   

Rabu, Agustus 24, 2011 by Mas Javas · 0

Selasa, Agustus 23, 2011

Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Batin 1432 H

Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Batin 1432 H

Walaupun blog ini jarang di update tidak afdhol rasanya apabila belum mengucapkan selamat hari raya iedul fitri. Pada kesempatan ini kami segenap pengurus 3 ayat group (gaya dikit, hehe) ingin mengucapkan:

"Minal Aidzin Walfaidzin, Mohon Maaf Lahir & Batin. Semoga kita kembali fitri dan mencapai kemenangan...."


Tak terasa sudah satu bulan saya tidak menyentuh dunia blogosphere, mulai saat ini saya akan berusaha untuk kembali menghidupkan blog ini. Salama saya hiatus (berhenti sementara dari aktifitas blogging) sepertinya tidak banyak perubahan pada mesin blogger. Yang berbeda adalah ketika saya blog walking, banyak blog-blog yang merombak tampilan mereka dan menjadi menakjubkan....

Saat ini saya akan berusaha mengejar ketertinggalan informasi tentang blogging, semangat belajar. ^_

Selasa, Agustus 23, 2011 by Mas Javas · 0

Ibumu… Kemudian Ibumu… Kemudian Ibumu…

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)

Ayat diatas menjelaskan akan hak ibu terhadap anaknya. Ketahuilah, bahwasanya ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari), ditambah 2 tahun menyusui anak, jadi 30 bulan. Sehingga tidak bertentangan dengan surat Luqman ayat 14 (Lihat Tafsiir ibni Katsir VII/280)

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)



Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah)

Begitu pula dengan Imam Adz-Dzahabi rahimahullaah, beliauberkata dalam kitabnya Al-Kabaair,

Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun.

Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.

Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.

Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari padadirinya serta makanannya.

Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.

Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.

Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.

Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.

Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.

Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.

Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.

Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.

Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.

Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.

Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.

Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.

Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.

Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.

Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.

Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.

(Akan dikatakan kepadanya),

ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ

“Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya”. (QS. Al-Hajj : 10)

(Al-Kabaair hal. 53-54, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian)

Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung.

Yah, kita mungkin tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan, demi kebahagiannya.

Contoh manusia terbaik yang berbakti kepada Ibunya

Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,

إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ

Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.

Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.

Orang itu lalu bertanya kepada Ibn Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (Adabul Mufrad no. 11; Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dalam sebuah riwayat diterangkan:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata: bahwasanya aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata: apakah ibumu masih hidup? Ia menjawab: tidak. Ibnu Abbas berkata: bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu. Atho’ bin Yasar berkata: maka aku pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan ibunya? Maka beliau berkata: ‘Aku tidak mengetahui amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu’. (Hadits ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqy di Syu’abul Iman (7313), dan Syaikh Al Albany menshahihkannya, lihat As Shohihah (2799))

Pada hadits di atas dijelaskan bahwasanya berbuat baik kepada ibu adalah ibadah yang sangat agung, bahkan dengan berbakti kepada ibu diharapkan bisa membantu taubat seseorang diterima Allah ta’ala. Seperti dalam riwayat di atas, seseorang yang melakukan dosa sangat besar yaitu membunuh, ketika ia bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah ia masih bisa bertaubat, Ibnu Abbas malah balik bertanya apakah ia mempunyai seorang ibu, karena menurut beliau berbakti atau berbuat baik kepada ibu adalah amalan paling dicintai Allah sebagaimana sebagaimana membunuh adalah termasuk dosa yang dibenci Allah.

Berbuat baik kepada ibu adalah amal sholeh yang sangat bermanfa’at untuk menghapuskan dosa-dosa. Ini artinya, berbakti kepada ibu merupakan jalan untuk masuk surga.

Jangan Mendurhakai Ibu

Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عن المغيرة بن شعبة قال : قال النبي صلى الله عليه و سلم : إن الله حرم عليكم عقوق الأمهات ووأد البنات ومنع وهات . وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Hadits shahih, riwayat Bukhari, no. 1407; Muslim, no. 593, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Ibnu Hajar memberi penjelasan sebagai berikut, “Dalam hadits ini disebutkan ’sikap durhaka’ terhadap ibu, karena perbuatan itu lebih mudah dilakukan terhadap seorang ibu. Sebab,ibu adalah wanita yang lemah. Selain itu, hadits ini juga memberi penekanan, bahwa berbuat baik kepada itu harus lebih didahulukan daripada berbuat baik kepada seorang ayah, baik itu melalui tutur kata yang lembut, atau limpahan cinta kasih yang mendalam.” (Lihat Fathul Baari V : 68)

Sementara, Imam Nawawi menjelaskan, “Di sini, disebutkan kata ‘durhaka’ terhadap ibu, karena kemuliaan ibu yang melebihi kemuliaan seorang ayah.” (Lihat Syarah Muslim XII : 11)

Buatlah Ibu Tertawa

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جئْتُ أبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ، وَتَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ، فَقَالَ : ((اِرْخِعْ عَلَيْهِمَا؛ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا))

“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” (Shahih : HR. Abu Dawud (no. 2528), An-Nasa-i (VII/143), Al-Baihaqi (IX/26), dan Al-Hakim (IV/152))

Jangan Membuat Ibu Marah

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ : رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَاالْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَلَدِ.

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua.“ (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Kandungan hadits diatas ialah kewajiban mencari keridhaan kedua orang tua sekaligus terkandung larangan melakukan segala sesuatu yang dapat memancing kemurkaan mereka.

Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada ibunya, kemudian ibunya tersebut mendo’akan kejelekan, maka do’a ibu tersebut akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dalam hadits yang shahih Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ.

“Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak diragukan tentang do’a ini: (1) do’a kedua orang tua terhadap anaknya, (2) do’a musafir-orang yang sedang dalam perjalanan-, (3) do’a orang yang dizhalimin.” (Hasan : HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (no. 32, 481/Shahiih Al-Adabil Mufrad (no. 24, 372))

Jika seorang ibu meridhai anaknya, dan do’anya mengiringi setiap langkah anaknya, niscaya rahmat, taufik dan pertolongan Allah akan senantiasa menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang ibu terluka, lalu ia mengadu kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau lambat, si anak pasti akan terkena do’a ibunya. Wal iyyadzubillaah..

Saudariku…jangan sampai terucap dari lisan ibumu do’a melainkan kebaikan dan keridhaan untukmu. Karena Allah mendengarkan do’a seorang ibu dan mengabulkannya. Dan dekatkanlah diri kita pada sang ibu, berbaktilah, selagi masih ada waktu…

والله الموفّق إلى أقوم الطريق
وصلى الله وسلم على نبينا وعلى آله وأصحابه ومن اتّبعهم بإحسان الى يوم الدين

***
Artikel muslimah.or.id
Penulis : Hilda Ummu Izzah
Muraja’ah : Ustadz Ammi Nur Baits

Maraji’ :

* Qur’anul Karim dan Terjemahannya
* Rekaman Ta’lim Ustadz Abuz Zubair Al-Hawary Hafizhahullaahu Ta’ala
* www.buletin.muslim.or.id
* www.almanhaj.or.id
* Asy-Syaikh DR. Muhammad Luqman Salafi, Rasysyul Barad Syarh Al-Adabil Mufrad, Daarud Daa-’iy Linnasyr wat Tauzii’, Riyadh.
* Imam Adz-Dzahabi, Al-Kabaair, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian.
* Abu Abdillah Muhammad Luqman Muhammad As-Salafi, Syarah Adabul Mufrad Jilid 1, Griya Ilmu, Jakarta.
* Imam Adz-Dzahabi, Al-Kaba’ir – Dosa-dosa yang Membinasakan, Darus Sunnah, Jakarta.
* Abu Zubeir Hawary, Wahai Ibu Maafkan Anakmu, Darul Falah, Jakarta.
* Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Birrul Walidain, At-Taqwa, Bogor.
* Abu Umar Basyir, Sutra Kasih Ibunda – Kepadamu Berbakti Tiada Henti, Rumah Dzikir, Sukoharjo, Solo.

***

by Mas Javas · 0