Kamis, Agustus 25, 2011
Asal Usul Halal Bihalal ( Tradisi Indonesia )
Do you like this story?
Ada kisah menarik yang disampaikan Ketua MUI, Umar Shihab, mengenai asal-usul halal bi halal yang menjadi tradisi di Indonesia. Menurutnya, tradisi yang baik ini pertama kali dikenal pada 1963, saat Buya Hamka bertemu dengan Presiden Soekarno di Istana Negara dalam suasana Idul Fitri.
“Pada saat keduanya berjabat tangan, Buya Hamka mengatakan kita halal bi halal, dan Bung Karno mengatakan juga dengan keras halal bi halal. Lalu tahun-tahun berikutnya Bung Karno yang mempopulerkannya,” ungkap Umar Shihab dalam acara halal bi halal 1431 H LDII di Sekretariat DPP LDII Jakarta.
Menurutnya, dalam sebuah wawancara Buya Hamka pernah mengatakan bahwa makna halal bi halal adalah bertemunya pribadi-pribadi yang suci yang telah serius menggembleng dirinya dalam bulan Ramadhan. “Halal itu suci, bersih, baik. Halal bi halal adalah upaya mempertemukan pribadi-pribadi yang baik yang telah sungguh-sungguh menjalankan ibadah Ramadhan, begitu keterangan Buya,” kata Umar yang saudara kandung mantan Menag Prof Dr Quraish Shihab tersebut.
Dalam bahasa agama, halal bi halal sepadan dengan silaturahim. Umar mengatakan bahwa adalah orang yang merugi bila enggan menyambung bahkan memutuskan sialturahim. Dalam kesempatan yang sama Katib Aam PBNU, KH Dr Malik Madani, mengatakan bahwa halal bi halal adalah local wisdom, yang perlu dipelihara keberlangsungannya, dalam upaya untuk mempertahankan ukhuwah Islamiyah. “Yaitu persaudaraan yang Islami. Hal ini tidak terbatas dengan sesama muslim saja. Tapi bisa dengan pemeluk agama lain dengan spirit nilai-nilai Islam,” papar Malik.
Menurutnya, inti persaudaraan yang Islami adalah yang mengedepankan nurani dan lebih produktif, lebih mengayomi keutuhan bangsa kita yang majemuk, daripada ukhuwah diniyah yang jahiliyah. “Ukhuwah diniyah yang jahiliyah itu, adalah persaudaran orang-orang seagama, tapi spiritnya tidak Islami, misalnya persaudaran untuk melakukan teror bom yang mengganggu ketentraman dan keamanan bangsa,” katanya. [http://www.republika.co.id]
Keterangan foto: Dari kiri, Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Ketua MUI Umar Shihab, Anggota DPD AM Fatwa, dan Ketua Umum LDII Abdullah Syam dalam acara silahturahim dan halal bihalal Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di kantor LDII, Jakarta (Kamis 7/10) malam. [http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=5879]
“Pada saat keduanya berjabat tangan, Buya Hamka mengatakan kita halal bi halal, dan Bung Karno mengatakan juga dengan keras halal bi halal. Lalu tahun-tahun berikutnya Bung Karno yang mempopulerkannya,” ungkap Umar Shihab dalam acara halal bi halal 1431 H LDII di Sekretariat DPP LDII Jakarta.
Menurutnya, dalam sebuah wawancara Buya Hamka pernah mengatakan bahwa makna halal bi halal adalah bertemunya pribadi-pribadi yang suci yang telah serius menggembleng dirinya dalam bulan Ramadhan. “Halal itu suci, bersih, baik. Halal bi halal adalah upaya mempertemukan pribadi-pribadi yang baik yang telah sungguh-sungguh menjalankan ibadah Ramadhan, begitu keterangan Buya,” kata Umar yang saudara kandung mantan Menag Prof Dr Quraish Shihab tersebut.
Dalam bahasa agama, halal bi halal sepadan dengan silaturahim. Umar mengatakan bahwa adalah orang yang merugi bila enggan menyambung bahkan memutuskan sialturahim. Dalam kesempatan yang sama Katib Aam PBNU, KH Dr Malik Madani, mengatakan bahwa halal bi halal adalah local wisdom, yang perlu dipelihara keberlangsungannya, dalam upaya untuk mempertahankan ukhuwah Islamiyah. “Yaitu persaudaraan yang Islami. Hal ini tidak terbatas dengan sesama muslim saja. Tapi bisa dengan pemeluk agama lain dengan spirit nilai-nilai Islam,” papar Malik.
Menurutnya, inti persaudaraan yang Islami adalah yang mengedepankan nurani dan lebih produktif, lebih mengayomi keutuhan bangsa kita yang majemuk, daripada ukhuwah diniyah yang jahiliyah. “Ukhuwah diniyah yang jahiliyah itu, adalah persaudaran orang-orang seagama, tapi spiritnya tidak Islami, misalnya persaudaran untuk melakukan teror bom yang mengganggu ketentraman dan keamanan bangsa,” katanya. [http://www.republika.co.id]
Keterangan foto: Dari kiri, Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Ketua MUI Umar Shihab, Anggota DPD AM Fatwa, dan Ketua Umum LDII Abdullah Syam dalam acara silahturahim dan halal bihalal Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di kantor LDII, Jakarta (Kamis 7/10) malam. [http://www.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=5879]
This post was written by: Author Name
Author description goes here. Author description goes here. Follow him on
Twitter
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
1 Responses to “ Asal Usul Halal Bihalal ( Tradisi Indonesia ) ”
8 September 2011 pukul 19.45
jiplak ah
Posting Komentar
Jangan Lupa Komentarnya, mohon jangan spam karena akan saya hapus! Dan tunggu komentar balik dari saya